Singaraja
Sederetan bangunan tua gaya Belanda meninggalkan kesan kalau dulunya Singaraja, sebelah Utara pulau Bali adalah salah satu tempat yang terkenal dan cukup berkembang.
Masyarakatnya yang ramah menjadi salah salah satu nilai tambahnya.
Saya beserta 2 teman saya lainnya berangkat dari Nusa Dua pada tanggal 1 Maret 2008.
Sebelumnya, kami singgah ke salah satu Hypermarket untuk membeli sedikit makanan untuk anak-anak Panti Asuhan di Singaraja.
Perjalanan kita lanjutkan ke Lovina, yang akan menjadi tempat kami beristirahat untuk 1 malam.
Lovina, pernah menjadi primadona tujuan wisata untuk turis Eropa dan Amerika, tetapi semenjak adanya bom Bali, segalanya berubah menjadi sepi.
Kami menikmati kesunyian dan ketenangan hotel dengan berbincang-bincang sampai jam 1 pagi.
Keesokkan harinnya setelah kita menikmati sarapan pagi, kami memutuskan untuk Snorkling.
Memang tidak berpengalamanan, karena masih kenyang saya merasa pusing dan akhirnya muntah.
Teman saya mengatakan, karena lupa membawa roti untuk ikan-ikannya, akhirnya mendapat makan langsung dari perut saya.
Tapi ini menjadi pengalaman yang sangat berharga dan saya harus sarankan kepada semua yang hendak melakukan olah raga air, hendaknya jangan dalam kondisi kenyang.
Kepala saya yang pusing terobati dengan melahap masakan Padang, di mana saya meghabiskan 1 1/2 piring sambal.
Kami melanjutkan perjalanan kami untuk melaukan survey ke salah satu keluarga dimana anaknya meminta bantuan pendidikan di Bandung.
Setelah itu, kami langsung mencari lokasi panti asuhan.
Kami sangat terkejut dengan keadaan di sana, bukan karena kondisi yang memprihatinkan tetapi karena dengan keterbatasan mereka, mereka begitu disiplin dan mandiri.
Mereka juga belajar Yoga, itu yang membuat saya terkagum-kagum.
Pada saat kami tiba, anak-anak turun tangan dalam membantu membuat lantai Hall tempat mereka melakukan Yoga.
Tidak pandang usia, semuanya turut membantu.
Jadwal mereka yang padat, mulai dari sekolah, mengerjakan PR, istirahat siang, meditasi, Yoga, dan istirahat.
Bangun pagi jam 05.30.
Masyarakatnya yang ramah menjadi salah salah satu nilai tambahnya.
Saya beserta 2 teman saya lainnya berangkat dari Nusa Dua pada tanggal 1 Maret 2008.
Sebelumnya, kami singgah ke salah satu Hypermarket untuk membeli sedikit makanan untuk anak-anak Panti Asuhan di Singaraja.
Perjalanan kita lanjutkan ke Lovina, yang akan menjadi tempat kami beristirahat untuk 1 malam.
Lovina, pernah menjadi primadona tujuan wisata untuk turis Eropa dan Amerika, tetapi semenjak adanya bom Bali, segalanya berubah menjadi sepi.
Kami menikmati kesunyian dan ketenangan hotel dengan berbincang-bincang sampai jam 1 pagi.
Keesokkan harinnya setelah kita menikmati sarapan pagi, kami memutuskan untuk Snorkling.
Memang tidak berpengalamanan, karena masih kenyang saya merasa pusing dan akhirnya muntah.
Teman saya mengatakan, karena lupa membawa roti untuk ikan-ikannya, akhirnya mendapat makan langsung dari perut saya.
Tapi ini menjadi pengalaman yang sangat berharga dan saya harus sarankan kepada semua yang hendak melakukan olah raga air, hendaknya jangan dalam kondisi kenyang.
Kepala saya yang pusing terobati dengan melahap masakan Padang, di mana saya meghabiskan 1 1/2 piring sambal.
Kami melanjutkan perjalanan kami untuk melaukan survey ke salah satu keluarga dimana anaknya meminta bantuan pendidikan di Bandung.
Setelah itu, kami langsung mencari lokasi panti asuhan.
Kami sangat terkejut dengan keadaan di sana, bukan karena kondisi yang memprihatinkan tetapi karena dengan keterbatasan mereka, mereka begitu disiplin dan mandiri.
Mereka juga belajar Yoga, itu yang membuat saya terkagum-kagum.
Pada saat kami tiba, anak-anak turun tangan dalam membantu membuat lantai Hall tempat mereka melakukan Yoga.
Tidak pandang usia, semuanya turut membantu.
Jadwal mereka yang padat, mulai dari sekolah, mengerjakan PR, istirahat siang, meditasi, Yoga, dan istirahat.
Bangun pagi jam 05.30.
Comments