Tikungan Tajam

-

foto by Steven Ng

Sebuah tikungan telah dilewati dengan baik.
Walaupun dari awalnya penuh dengan kerikil tajam.
Setelah tikungan itu, jalan yang lurus datang menyapa.
Tapi apa yang akan ditemui setelah jalan lurus itu ?

Inilah yang selalu kita takutkan.
Tapi apa gunanya kita menakuti hal-hal yang belum terjadi.
Yang penting, syukuri itu.
Sekarang lebih mempersiapkan diri kepada tikungan-tikungan yang lebih tajam.


Comments

Lha Bhaka said…
Thx Leo, seperti tersindir ;)), krn takut tikungan, jalan lurusnya pun tidak mau dihadapi, jadi seperti jalan ditempat atau jalan berputar, pd yang itu itu saja :(, memang lebih baik jalan saja dan hadapi semua kemungkinan yg ada, apapun itu
March 10, 2009 at 8:32 AM
Post a Comment

Popular posts from this blog

Impian

-
Saya dari kecil mempunyai impian untuk memiliki sebuah restoran sendiri. ya, maklum..hobi makan... lagi pula saya sekarang ada di Bali... sebuah tempat yang indah... sebuah kesempatan bagus untuk memulai usaha ini... Namanya : Warung Bu Lina membuka sebuah restoran yang hanya menyediakan masakan Medan merupakan sebuah kesempatanyang sangat berharga... sebuah gambarannya sudah ada di kepala. dengan konsep yang minimalis... dengan warna natural yakni : coklat tua dan dan putih. sewaktu kita memasuki pintu utama, kita akan disajikan sebuah nuansa alam, dengan adanya air mancur dan taman mini yang membuat perasaan kita tenang dan bahagia. sapaan waiter yang ramah mempersilahkan tamu untuk duduk di meja yang telah di tata dengan rapi dan elegan. Jangan salah... yang disajikan di restoran adalah Lontong Medan dan kari Bihun serta Soto Medan... wah...benar-benar khas Medan... yang pasti saya akan membawa Mama ke Bali untuk memulai usaha ini. sudah dipastikan masakan enak dan tamu semua puas. ...
Read more

Singaraja

-
Sederetan bangunan tua gaya Belanda meninggalkan kesan kalau dulunya Singaraja, sebelah Utara pulau Bali adalah salah satu tempat yang terkenal dan cukup berkembang. Masyarakatnya yang ramah menjadi salah salah satu nilai tambahnya. Saya beserta 2 teman saya lainnya berangkat dari Nusa Dua pada tanggal 1 Maret 2008. Sebelumnya, kami singgah ke salah satu Hypermarket untuk membeli sedikit makanan untuk anak-anak Panti Asuhan di Singaraja. Perjalanan kita lanjutkan ke Lovina, yang akan menjadi tempat kami beristirahat untuk 1 malam. Lovina, pernah menjadi primadona tujuan wisata untuk turis Eropa dan Amerika, tetapi semenjak adanya bom Bali, segalanya berubah menjadi sepi. Kami menikmati kesunyian dan ketenangan hotel dengan berbincang-bincang sampai jam 1 pagi. Keesokkan harinnya setelah kita menikmati sarapan pagi, kami memutuskan untuk Snorkling. Memang tidak berpengalamanan, karena masih kenyang saya merasa pusing dan akhirnya muntah. Teman saya mengatakan, karena lupa membawa roti u...
Read more

Lakukan sendiri

-
Menjadi "nol" mungkin lebih baik. Di sini, kita kembali lagi melihat jauh ke lubuk hati dan pikiran kita. Tanyakan kepada diri sendiri, Apa yang ingin dicari dalam kehidupan ini ? Mencari-cari.... Apa yang dicari ? Kadang-kadang kita membuat diri kita menjadi susah sendiri. Membingungkan diri sendiri. Selalu bertanya dan bertanya. Nasehat dan nasehat telah didapat. Tetapi ujung-ujungnya, kita sendiri yang harus menjalankannya. Pahit atau manis, Setidaknya kita telah jalankan, Kita tidak bisa menebak apa yang akan terjadi. Semuanya kembali lagi ke diri kita, Apakah kita mau hanya seperti ini ? Senantiasa diliputi oleh keraguan, kebingungan, dan pencarian terus-menerus ? Kita boleh membuat rencana yang banyaknya ribuan. Tetapi kalau tidak dijalankan, Apalah gunanya ? Hanya sebuah rencana .
Read more