Atitude Anak

Kemarin saya menyaksikan tayangan dokumenter di Discovery Channel dengan menayangkan liputan di sebuah sekolah rehabilitasi di Tiongkok untuk anak-anak yang divonis mengidap sebuah gejala psikologis "Kenakalan Super".

Ide mengapa sampai ada sekolah itu adalah karena tingkat kenakalan anak-anak dan remaja di Tiongkok sangat tinggi dan benar-benar mengkhawatirkan semua orang tua.

Anak-anak tersebut dibawa oleh orang tuanya ke sana, sebuah sekolah di atas perbukitan yang jauh dari komunitas manusia.
Mereka dilatih secara militer dan penuh disiplin.

Banyak kasus dimana anak-anak tersebut berusaha melarikan diri dari sekolah tersebut.
Karena dari luar, sekolah tersebut mirip seperti penjara anak-anak.
Mereka semua harus bisa mandiri, harus bisa mengurus semuanya sendiri, mulai dari merapikan tempat tidur, mencuci pakaian, dan lain-lain.

Tahu tidak, rata-rata mereka semua dari keluarga yang berada atau lebih singkatnya dari keluarga orang kaya.

Semua kenakalan ini juga bersumber dari kebijakan pemerintah Tiongkok yang hanya memperbolehkan setiap keluarga hanya boleh mempunyai satu anak.
dan inilah yang membuat setiap orang tua sangat memanjakan anaknya.

Dari film dokumenter tersebut juga ada ditayangkan proses bagaimana seorang anak dimasukkan ke sekolah tersebut oleh ibunya sendiri.
Anak itu, perempuan yang berusia sekitar 16 tahun, cantik, tapi memiliki perangai yang "super nakal" dan suka membantah dan tidak ada sopan santun kepada orang yang lebih tua.
Dia terbiasa untuk memaki orang tuanya, itulah yang terekam di sana, dan mengancam akan bunuh diri kalau ibunya tetap bersikeras memasukannya di sekolah tersebut.
Anak itu menangis minta dipulangkan, begitu juga dengan ibunya yang dengan emosinya menjawab semua cacian anaknya.

Dari wawancara dengan anak tersebut, dia mengatakan bahwasannya orang tuanya sangat mengekang semua tindak tanduknya.
Ibunya mengatakan bawasannya beliau sudah kehabisan akal untuk mendidik anaknya yang semata wayang ini, makanya beliau membawanya ke sekolah ini dan berharap anaknya bisa berubah menjadi lebih baik.
Dari kecil orang tuanya selalu memberikan apa yang diinginkan oleh anaknya dengan alasan tidak mau anaknya itu mengalami masa-masa sulit seperti apa yang dialami orang tuanya di waktu kecil.
Tapi ibunya mengatakan sebenarnya beliau tidak tega melihat anaknya menderita di sana.
Sewaktu anaknya masuk ke ruangan sekolah, ibunya mencoba untuk mengintip dari jauh bagaimana keadaan anaknya.

Anak-anak di sana benar-benar dilatih fisiknya agar menjadi anak yang kuat.
Dari film itu tidak ada tayangan yang menunjukkan adanya pendidikan rohani, mungkin karena negara komunis yang atheis.

Yang pasti dari tayangan tersebut tidak muncul kekerasan fisik yang dilakukan oleh para pendidik di sana.
Setiap terjadi kesalahan, anak-anak tersebut akan disuruh untuk berlari mengelilingi lapangan paling sedikit 100 kali atau dengan hukuman lainnya.
Ada hukuman yang harus dilakukan oleh temannya sendiri, yakni temannya akan me-rotan tangan anak yang melakukan kesalahan itu.

Kepala sekolahnya sekaligus sebagai pendiri sekolah itu mengatakan dia melihat sendiri banyak orang tua yang benar-benar putus asa dalam mengurus anaknya, dan sampai ada yang berlutut memohon kepada anaknya untuk berubah.
Itulah salah satu alasannya mengapa mendirikan sekolah tersebut.

Separah itu kah anak-anak zaman sekarang ini ?
Tapi ini adalah kenyataannya.

Apa yang saya ingin tanyakan "Apakah semua ini murni kesalahan dari anak-anaknya ?"
Saya dengan tegas mengatakan "TIDAK"

Dari pengakuan beberapa anak-anak tersebut, mereka sangat minim mendapat perhatian dari orang tuanya, mereka sibuk dengan kerjaan mereka dan hanya memberikan uang untuk keperluan anak-anaknya.
Dan akhirnya mereka mencari perhatian dari yang lainnya.

Ada yang sampai menangis karena melihat orang tua teman-temannya beberapa minggu sekali datang berkunjung untuk melihat anaknya sedangkan orang tuanya tidak.

Inilah yang saya boleh katakan sebuah pelarian yang dilakukan oleh orang tua terhadap tanggung jawabnya.
Orang tua tersebut dengan gampangnya "melempar" anaknya ke sekolah seperti itu dan sudah pasti mengeluarkan uang yang tidak sedikit serta mengharapkan "Sim Sala Bim" anaknya kembali menjadi baik.

Apakah segampang itu ???

Kunci utama adalah "BINA KEMBALI KOMUNIKASI" antara orang tua dengan anaknya.
Mereka bisa seperti itu juga karena ulah para orang tua.
Mereka hanya perlu di"DENGAR"
Itu saja....
Gampang kan ???

Comments

Popular posts from this blog

Impian

Singaraja

Lakukan sendiri