Posts

Showing posts from April, 2008

mencoba untuk tenang ......

Emosi yang tak terkendali sering membuat kita menjadi seperti orang gila. Hadapi dengan hati yang tenang ...... Coba telaah apa permasalahannya.

Kembali ke 0 (nol) ?

Mengapa tiba-tiba semuanya terasa hampa ? Serasa kembali ke awal.

Pura-pura bodoh ???

Anda mungkin berpura-pura bodoh di hadapan orang lain untuk menghindari perdebatan, namun Anda tidak pernah dapat membodohi diri Anda sendiri. Mencoba berbuat demikian hanya menyia-nyiakan waktu dan hidup Anda. dikutip dari : Sanubari Teduh, Jil. dua, Dharma Master Cheng Yen, hal.149

Sekrup

Janganlah berpikir bahwa diri Anda lebih penting daripada orang lain, tetapi di satu sisi janganlah meremehkan diri Anda sendiri. Sekalipun Anda hanyalah sebuah " sekrup " kecil, Anda harus yakin bahwa Anda terpasang dengan kuat. dikutip dari : Sanubari Teduh, Jil. dua, Dharma Master Cheng Yen, hal. 149.

Pikirkanlah.............

Akan tetapi, pikirkan hal ini ........ Tanyakan kepada diri sendiri. Di mana aku sebelum dilahirkan ? Apakah aku di dunia ini ? Apa yang benar-benar kuperoleh setelah berdebat dengan orang lain pada hari ini ? Kapan aku benar-benar pernah menjadi "diriku" ? Dengan merenungkan pertanyaan-pertanyaan ini, Anda mungkin akan menemukan bahwa "diri" masing-masing tak lain adalah ILUSI . dikutip dari : Sanubari Teduh, Jilid dua, Dharma MAster Cheng Yen,hal 148

PRINSIP HIDUP

Berbicara tentang yang namanya PRINSIP HIDUP, benar-benar susah-susah gampang. Kenapa ? Apa alasannya ? Menurut saya, kita semua mesti mempunyai sebuah PRINSIP dalam menjalankan kehidupan kita ini. Tidak mesti semua orang mempunyai prinsip yang sama. Yang pasti adalah kita harus memilikinya. Apa yang terjadi apabila kita tidak memiliki sebuah prinsip dalam menjalankan kehidupan kita ? Kita bagaikan layang-layang yang dikendalikan oleh orang lain, dalam arti kata lain, kita seperti menjadi permainan orang lain. jadi ini semua kembali lagi kepada kita semua, apakah kita hendak mengendalikan diri kita sendiri atau dikendalikan oleh orang lain ?

Bakti Seorang Anak ?

Siang hari ini, saya menonton tayangan berita kriminal di salah satu televisi swasta. Terlihat seorang ibu yang menangis tesedu-sedu sambil memeluk seorang pria. Apa gerangan ??? Rupanya pria yang dipeluk itu adalah anaknya. Beliau menangis, karena anaknya hendak dibawa ke kantor polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya yakni dengan berencana menyiksa dan membunuh. Ibu itu menangis terus dan tidak mau melepaskan pelukannya dari tubuh anaknya, padahal polisi sudah membujuknya berkali-kali untuk melepaskannya. Yang pasti rasa kasih sayang ibu tersebut sangat luar biasa karena anak itu bukan anak kandungnya melainkan anak yang diadopsi dari kecil. Beliau tidak menyangka anaknya bisa berbuat sebegitu jauhnya dan tak rela dibawa oleh polisi. Lihat...... Apakah patut kita sebagai seorang anak membiarkan orang tua kita menjadi sebegitu risaunya dan sakit hati ? Sangat durhaka sekali kalau kita sampai membuat orang tua kita kecewa. Banyak orang bertanya bagaimana cara kita membalas kas

pesan

Melayani setiap orang dengan tulus, menundukkan hati setiap orang dengan moralitas adalah sistim manajemen terbaik. Kata perenungan Master Cheng Yen

Merubah orang lain ???

Itulah pertanyaan yang muncul di pikiran saya. Mencoba untuk merubah orang lain, segampang itu kah ??? Keterlibatan saya di sebuah yayasan sosial internasional membuat saya sering dijadikan MC (master ceremony) di setiap kesempatan, yang sudah pasti skalanya kecil. Di sana saya selalu melontarkan dan memperkenalkan adanya sebuah budaya yang menitikberatkan "Bersyukur, Menghargai, Menyayangi" dan "Puas diri, Tenggang Rasa, Memaafkan" Sangat mudah sekali setiap saya mengucapkannya itu. Tapi dalam hal berbuat, semudah itu kah ? Sangat sulit. Sampai detik ini saya mencoba berkomitmen untuk berusaha tidak membenci orang lain. Tapi bagaimana dengan orang yang terlanjur saya tidak suka atau saya benci ? Saya tidak bisa kembali membina hubungan yang baik seperti dahulu kala. Yang bisa saya lakukan hanyalah membuat segala sesuatu itu netral, tidak membenci atau menyayangi. Kalau menyuruh saya kembali seperti dulu lagi....ngak mungkin. Yang pasti saya sekarang selalu berdoa &

Atitude Anak

Kemarin saya menyaksikan tayangan dokumenter di Discovery Channel dengan menayangkan liputan di sebuah sekolah rehabilitasi di Tiongkok untuk anak-anak yang divonis mengidap sebuah gejala psikologis "Kenakalan Super". Ide mengapa sampai ada sekolah itu adalah karena tingkat kenakalan anak-anak dan remaja di Tiongkok sangat tinggi dan benar-benar mengkhawatirkan semua orang tua. Anak-anak tersebut dibawa oleh orang tuanya ke sana, sebuah sekolah di atas perbukitan yang jauh dari komunitas manusia. Mereka dilatih secara militer dan penuh disiplin. Banyak kasus dimana anak-anak tersebut berusaha melarikan diri dari sekolah tersebut. Karena dari luar, sekolah tersebut mirip seperti penjara anak-anak. Mereka semua harus bisa mandiri, harus bisa mengurus semuanya sendiri, mulai dari merapikan tempat tidur, mencuci pakaian, dan lain-lain. Tahu tidak, rata-rata mereka semua dari keluarga yang berada atau lebih singkatnya dari keluarga orang kaya. Semua kenakalan ini juga bersumber da

Emosi....

Tahu tidak ??? Kenapa kadang kala kita itu bisa "MARAH" ? atau mungkin tersinggung ? Ini yang sering terjadi pada diri saya dalam beberapa bulan terakhir ini. Ada saja yang begitu mudah bisa memicu emosi. Kadang kala sampai-sampai semua orang yang di samping saya merasa tidak nyaman. Dengan sabar mereka menasehati untuk lebih bersabar, tetapi sama saja. Saya tidak menerima semua nasehat mereka dengan alasan apa yang saya lakukan, itu adalah memang seharusnya dan benar apa adanya. Tahu tidak, apa yang saya rasakan ???? "CAPEK".... dan yang paling parah lagi... "Kondisi Kesehatan Saya Menurun" Gila kan??? Setelah saya pulang ke Medan, saya baru bisa introspeksi diri. Ini mungkin sudah jodoh, dua hari sebelum saya kembali ke Bali, saya mendapat undangan gratis untuk mendengar ceramah seorang Biarawan Buddhis. Yang anehnya, topik yang diangkat adalah mengenai "Perbedaan". Dari itu saya baru menyadari bawasannya, Alasan kenapa kita bisa marah dan emos

Emosi..