Leo's live path

Menjadi sebuah kenyataan bahwa semua itu hendaknya menjadi sebuah cermin bagi diri sendiri dan  kita hendaknya belajar banyak dari refleksi diri yang muncul di cermin tersebut.

Seorang pertapa muda sedang bekerja dengan sang Guru. Ketika akan memotong sebatang kayu dan merasa kesulitan dalam mengunakan gergajinya, pertapa muda itu mengeluh demikian, "Payah...betapa tidak bermutunya gergaji ini." Sang Guru melihat ke arah pertapa muda tanpa berbicara. Ketika keluhan demi keluhan mengalir deras dari bibir pertapa muda itu, sang Guru pun berkata, "Tidak seharusnya kah Anda menyalahkan gergaji itu." Bukanlah seorang pekerja yang tidak terampil selalu menyalahkan alat yang digunakannya?" Kali in ganti sang pertapa muda yang diam seribu bahasa. (80 Kisah Dahsyat, hal.3, IsmulCokro)

Banyak orang menanyakan kepada saya, "Leo, sekarang posisinya di mana? ", dengan lugas saya menjawab, "Di Bali."  Hampir semua orang pasti akan memberikan tanggapan yang sama yakni, "Enak donk !" Apa benar ? Tapi selama ini sudah saya buktikan sendiri, selagi hati dan pikiran kita tidak seimbang dan tenang, kemanapun kita berada pastilah tidak nyaman, selalu gelisah.  Banyak hal yang saya pelajari selama di Bali ini. Banyak orang mengatakan Bali adalah surga dunia tapi ini bisa terwujud karena masyarakat Bali sendiri menjaga keseimbangan hati dan pikiran mereka dengan alamnya. Itulah yang menjadi rahasia kenapa Bali itu menjadi surganya dunia. Nah, sekarang kembali lagi ke diri kita lagi, apakah kita bisa menjaga MIND atau pikiran kita agar tetap stabil ?

Kesehatan adalah keuntungan yang paling terbesar, Kepuasan adalah kekayaan yang paling bernilai, Kepercayaan adalah sanak yang terakrab, Nibbana adalah kebahagiaan yang terluhur. (Dhammapada XV,204)

Hari ini saya belajar sesuatu yang akan menjadi modal hidupku di masa yang akan datang. Sesuatu hal yang sebenarnya itu tidak boleh dicontoh, tetapi malah saya sangat mensyukurinya. Yang membuat saya langsung berinstropeksi untuk berjanji kepada diri sendiri agar tidak menjadi seperti itu. Sebuah perubahan ke arah yang lebih baik telah saya tempuh hari ini. Sebuah tapak yang saya yakin memang itu yang terbaik. 

Selalu menjadi pertanyaan sewaktu sesuatu terlalu melekat pada diri kita. Akankah kita selamanya menjaga dan merawat serta selalu menerimanya apa adanya ? Seorang teman tiba-tiba mengumumkan hendak membina rumah tangga. Perasaan belum siap selalu menghantuinya. Kembali saya tanyakan apa yang membuatnya belum siap. Sebuah jawaban yang akhirnya muncul adalah belum siap menerima kalau tiba-tiba tidak lagi bisa menikmati semua hal yang sudah dinikmatinya selama ini. Gaji yang tinggi & kebebasan adalah beberapa hal yang sangat berat baginya untuk dilepaskan. Bagi saya yang belum membina hubungan pada tingkat ini pun cuma bisa mengembalikan pertanyaannya yakni "Cobalah untuk berpikir lagi !" Untuk kita orang Timur, mungkin merupakan suatu keharusan kalau setiap orang itu hendaknya menikah kalau sudah cukup umurnya. Cuma yang menjadi pertanyaan, apakah ini masih merupakan suatu pernyataan yang relevan di zaman yang serba kompleks ini ?  Untuk pemikiran saya, sebuah pernikahan it

Hari ini saya membaca kata-kata renungan harian seperti biasanya.] Yang anehnya...setiap dibaca, cocok sekali dengan apa yang saya hadapi pada hari itu. Hari ini kata-katanya adalah : "Berpikir yang baik sedikit, maka pikiran buruk akan berkurang sedikit. Semua yang akan terjadi di masa yang akan datang, itu semua kita yang atur. Jadi apa yang kita pikirkan, itulah yang menentukan masa depan" Kadang-kadang, memang benar, kadang kala kita perlu berpura-pura dalam menghadapi sesuatu yang tidak berkenan di hati kita. Yang pasti, hendaklah kita mengkomunikasikannya ke pihak yang memang bisa mengambil tindakan. Diam, bukan berarti kita itu bodoh. Yang penting kita tetap pergunakan akal sehat dan berpikir yang baik. Bukan berpikir bagaimana menyakiti orang lain. Sebuah hal yang saya sendiri mengakui, harus belajar banyak. Kembali lagi, saya sangat bersyukur, dimana saya mempunyai seorang Owner yang kalau kita tidak mengerti sifat beliau, kita akan rugi sendiri. Beliau selalu saja m

Tak disangka, kadang-kadang berdiam sejenak itu sangat menyenangkan. Kenapa kita harus selalu bingung akan keberadaan kita ? Sebuah hal yang paling sederhana, yakni diam diri. Tak perlu banyak berpikir, hanya perlu diam.

Lihatlah bunga liar itu, tumbuh dengan indahnya. Tanpa ada yang mempedulikannya, ia tumbuh menjadi sesuatu yang indah. Sesuatu yang indah, itupun mungkin hanya bagi sebagian orang yang benar-benar mengerti bagaimana menikmati keindahannya. Tau mungkin tak banyak yang memperhatikannya, Tapi ia tak peduli, tumbuh dan memberikan sesuatu yang terbaik dari dirinya. Ia tetap sabar dan teguh sampai ada yang benar-benar memperhatikannya dan memberikan penghargaan kepadanya.

Perjalanan yang penuh dengan peluh dan ngos-ngosan  yang ditempuh oleh kami bertiga (Dinot, Merot, Bawel Leto) ke air terjun Nung-Nung. Memang itu adalah perjalanan kami yang pertama ke sana.  Sudah barang tentu, yang jadi supir kebanggaan adalah si Bawel Leto yang berdua lainnya tetap penumpang yang baik hati. Perjalanannya sebenarnya tidak memakan waktu yang lama, sekitar 1 jam setengah melewati kota Denpasar lalu ke arah Sangeh kemudian menuju ke Plaga. Tampak sekali sebenarnya keasrian dari desa sekitarnya, cuma agak disayangkan dengan kondisi objek wisata air terjun Nung Nung. Sampah bertebaran di mana-mana, setiap pondoknya penuh dengan tulisan-tulisan. Yang menjadi perhatian saya adalah kondisi anak tangga dan pegangannya yang sudah banyak rusak termakan oleh waktu. Mungkin karena minimnya kunjungan dari turis sehingga tidak adanya dana untuk merehabilitasi. Untuk turun ke lokasi dar tempat parkir mobil, kita membutuhkan waktu 20-25 menit. Sebenarnya bisa lebih cepat kalau tidak

Sebuah perjalanan yang berliku harus dilewati, penuh dengan kebimbangan, penuh dengan pertanyaan. Banyak yang menggoda, apapun itu, membuat hati dan pikiran selalu tak tenang. Bertanya dan bertanya, mencari dan mencari, Rupanya... bagaimanapun harus kulalui, karena jawabannya ada di ujung jalan itu.

Janganlah berbicara kasar terhadap orang lain, Apabila anda lakukan ini, Maka, mereka akan membalas dengan caci maki ! Pertengkaran adalah hal yang menyedihkan, dan perkelahian yang terjadi akan mencederai anda. Seandainya anda berdiam diri dan tenang, Anda berkeyakinan akan pencapaian Nibanna, Maka, tidak akan muncul pertengkaran, Atau kata-kata kasar pada diri anda. (Dhammapada X, 133-134)

Sebuah keputusan tlah diambil, Suatu hal yang harus dilakukan. Apa yang akan terjadi nanti, Ditentukan dari sekarang.

Memaksakan sesuatu yang bukan milikmu adalah penderitaan. Terlalu mengikat diri dengan apa yang kamu punyai, juga penderitaan.

Siapapun yang menyakiti orang yang tidak bersalah, Menyakiti orang yang murni dan polos, Maka, kejahatan yang ia lakukan, Akan berbalik menyerang dirinya sendiri, Seperti debu yang dilemparkan melawan arah angin. (Sutta Nipata 662 )

Once we know what really going on around us, Is it too late for us ?

Pada orang yang diliput kemarahan, Akan timbul hal-hal yang diharapkan terhadap musuhnya, - Aku berharap musuhku berpenampilan buruk, - Aku berharap musuhku tidurnya tidak nyenyak, - Aku berharap musuhku tidak berkecukupan, - Aku berharap musuhku menjadi miskin, - Aku berharap musuhku tidak masyhur, - Aku berharap musuhku tidak mempunyai kawan, - Aku berharap musuhku terlahir di alam neraka. Inilah kondisi pada seseorang yang diliputi kemarahan, Yang justru akan merugikan dirinya sendiri, Dan menyebabkan kemenangan bagi musuhnya. (Anguttara Nikaya IV,94)

Rupanya, terasa bahagia dan tenang Sewaktu kita benar-benar berada pada satu kondisi Dan kita benar-benar merasakannya Benar-benar larut bersamanya Jangan dipaksakan Hanya F_O_K_U_S

Dare to change Dare to look forward Maybe it seems easy to say or to write down But it's back to our gut Dare or not I'm just thinking that it's time for me to leave the comfort zone Decided not only leaving that zone But also leaving that negative world Never stick together with those people that we think never can support each other. So I decide to make my own zone with the people that really care to each other.

Actually when we realized what is the most precious thing in our live. That is the moment that we should cherish it. Please... Just close our eyes Look what we already have No matter how is it, big or small, nice or bad That's what we get That's what we get for what we did in the past So please, never regret what you did And never worry about the future To have a great future Just do the best that you can, NOW.... Best for us and the world.

Sepertinya dengan membuka diri, segala sesuatu menjadi lega. Terlalu terikat, apa yang didapat ?

Tidak tahu mengapa Tiba-tiba semuanya harus dipersiapkan Got to fix everything up Make a better world for myself and everybody

Akhirnya... Sebuah jalan tlah kutemukan Jalan yang dulunya tertutup debu dan pasir Tlah kubersihkan Menjadi sebuah jalan yang benar-benar harus bisa kulalui

Sinarmu begitu hangat Menemani malamku Tak disangka Menikmati cahayamu Hati juga terasa tentram Mungkin ini artinya Kalau pikiran kita terpusat Tidak bercabang

Secangkir teh di sore hari Bagaikan teman sejati Harumnya Membuat perasaan tenang Berhembus angin sore Berpesan Syukurilah

Melatih diri Belajar untuk sadar Nikmati alunan nafas Masuk dan keluar Oh... Tenangnya.

Sepertinya sudah cukup kita memupuk : rasa kesal rasa benci Apa gunanya? Begitu membuang-buang waktu. Melihat orang-orang dengan sesuka hatinya merugikan orang lain Hendaknya kita berpikir : Janganlah kita seperti itu. Cari solusi. Jangan berputar-putar di lingkaran yang sama.

Mengerti Memahami Segala sesuatu Selalu berpikir kritis Jangan terlena Tetap sadar

Mencari Tiada henti Bertanya Tiada jawaban Berlari Tanpa henti Berpikir Tanpa ujung

http://www.tzuchi.or.id/berita_daerah/berita_lingkungan/20080803_bersihin_kuta-bali/pantai_kuta.html

http://www.tzuchi.or.id/berita_daerah/berita_amal/20080802-bagi_beras-bali/bagi-beras_bali.html

menatap langit biru angin sejuk mengodamu rumput-rumput menari bercermin di air

Duduk termenung Seakan terbang ke awan Hembusan angin menampar wajahku Seakan menyadarkanku akan keberadaan

Semua hal yang kita lihat Semua hal yang kita rasa Semua hal yang kita hadapi Semua hal yang kita lakoni Sepertinya ini semua harus dijalani Kadang-kadang tidak mengikuti apa kata hati nurani

Menjadi sebuah renungan dalam hidup ini Sebuah hal yang selalu menjadi sebuah tanda tanya Sebuah tanda tanya yang muncul berulang-ulang Yang membuat diri menrenung kembali Keraguan bercampur ketakutan Semuanya menjadi satu Menjadi sebuah hal yang sangat membingungkan Yang akhirnya membuat diri merenung kembali Akhirnya yang harus dilakukan adalah Jangan memikirkan terlalu jauh Jangan memikirkan yang telah lewat Jalani saat ini dengan sepenuh hati

Face the world Face our own destiny Face the faith

One day, the doubt came by, Make my mind so unstable. Don't know why, It came back again. Question by question, With a giant question mark. Somehow, I'm the one who has to answer. To answer my own question.

Telah berkurang 1 tahun umurku. Berkurang lagi kesempatanku untuk menanam benih kebajikan. Di hari tersebut, Ku renungkan, Apa yang harus kulakukan di hari yang mengingatkanku akan munculnya diriku di dunia ini. Apa harus kurayakan ? Jawabannya adalah "tidak" Melihat begitu banyak orang yang hidup dalam kesusahan, apa pantas kurayakan ? Hanya satu doaku di saat-saat itu. "Semoga Semua Makhluk Berbahagia."

Kembali lagi... Sebuah hal yang mungkin kita sendiri tidak bisa pungkiri. Mungkin kita sering melihat acara berita di stasiun televisi yang meliput : "Orang tua tidak bisa membawa pulang bayinya karena belum membayar seluruh biaya rumah sakit" Memang terkesan "Kok kejam amat sih pihak rumah sakit ?" Kembali lagi kita berpikir, "Apakah ini salah pihak rumah sakit atau pihak orang tua ?" Kalau kita di pihak Rumah Sakit : - Siapa ya...yang nyuruh elo itu lahirin di sini ? - Karena elo udah lahirin anak di sini, ya....harus bayarlah... Kalau kita di pihak Orang Tua : - Gue kan mau nge-jamin anak yang gue lahirin bakalan sehat. Tapi ini mungkin bisa dijadikan sebuah cerminan bagi kita-kita yang mungkin nantinya mau membina keluarga atau mungkin sebagai tambahan informasi saja. Zaman sekarang yang namanya CINTA harus ada KOMITMEN. Tidak bisa bilang "Will you marry me ?" Langsung bilang "Yes, I will." Seperti kasus di atas, kalau sudah lahirin

M elatih meditasi yang sesungguhnya adalah meninggalkan kecemasan dan khayalan dalam keseharian dan memusatkan semangat dan pikiran kita. Ketika Anda menyadari apa yang sedang Anda lakukan saat ini, pikiran Anda akan menjadi terfokus. (kata renungan Master Cheng Yen)

Orang-orang biasanya terpenjara oleh pandangan akan diri sendiri (karena mereka sering berpikir bahwa apabila diri mereka sendirilah yang benar). Mereka berpikir bahwa apabila orang setuju dengan mereka, itulah kebenaran, dan apabila orang tidak setuju dengan mereka, muncullah keributan. (kata perenungan Master Cheng Yen)

Pertanyaan : Saya sering merasa sangat sedih dalam pekerjaan saya sehari-hari. Saran : Bukalah pintu hati Anda ! Jika Anda membuka pintu, setiap orang dapat masuk dan keluar. Di sisi lain, jika pintunya terlalu sempit, setiap orang yang keluar masuk akan saling berbenturan. (Sanubari Teduh Jil. 1, Bgn 2 : Tanya jawab, hal. 149, Dharma Master Cheng Yen)

Tukang irigasi mengatur aliran air, Pembuat panah meluruskan anak panah, Tukang kayu membentuk dan membengkokkan kayu, Demikian pula dengan orang yang bijaksana, Menjinakkan dan mengendalikan pikirannya sendiri ! ( Dhammapada VI,80 )

Malam ini, saya mendengar sharing dari Ibu Catherine (salah seorang relawan senior Tzu Chi Bali). Beliau baru kembali dari Hua Lian (Taiwan) untuk mengikuti pelatihan relawan Tzu Chi seluruh dunia yang dilakukan setahun sekali. Banyak hal yang didapatnya di sana. Master Cheng Yen selaku founder dari Yayasan Tzu Chi selalu mengulang perkataan "Sudah tidak ada waktu lagi". Perkataan ini mungkin udah ratusan bahkan ribuan kali saya dengar. Kemudian sewaktu giliran salah seorang Ketua Tzu Chi Singapore dan Malaka, Mr. David Liu, beliau kembali mengulangi kata-kata tersebut, tapi ada yang spesial yakni ; " Tahukah kita mengapa Master Cheng Yen selalu mengulang kata-kata "Sudah tidak ada waktu lagi" ? Mungkin banyak dari kita ini selaku relawan pasti berpikir, kita sudah tidak ada waktu lagi untuk menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan. Salah..... Kita sudah tidak punya banyak waktu untuk menolong diri kita sendiri yang terlalu terlena dan tenggelam dalam kebe

Ia berpikir, " Sebagai akibat dari perbuatan jahat yang pernah kulakukan pada masa lampau, aku pantas mengalam,i penderitaan saat ini. Karena aku telah melakukan kesalahan sebelumnya, aku pantas menerima penderitaan ini sekarang : akulah yang memulai pernderitaan ini." Demikianlah ia menanggapi kekejaman makhluk lain terhadapnya. (Riwayat Agung PAra Buddha/The Great Chronicle of Buddhas, Buku Kesatu, Tipitakadhara Mingun Sayadaw, Hal.13)

Oleh tiga hal seseorang yang bijaksana dapat dikenali : 1. Ia melihat kesalahannya sendiri apa adanya. 2. Ketika dia melihat kesalahan itu apa adanya, ia akan memperbaiki kesalahan tersebut. 3. Ketika ada orang lain yang mengakui kesalahan, Selayaknya ia memaafkan kesalahan orang itu. ( Anguttara Nikaya I,103 )

Ternyata apalah diriku ini Terlalu banyak hal yang sangat tidak perlu dibanggakan Selalu merasa yang terbaik Selalu merasa yang terhebat Apakah itu benar ? Dengan ini, saya bertekad untuk merubah sifat-sifat burukku

Dalam menghadapi segala sesuatu, Selalu ingat Pasti ada sebuah pilihan Jadi jatuhkanlah pilihanmu pada yang terbaik.

Dalam menghadapi masalah, biarkan pikiranmu mempengaruhi hatimu. Dalam menghadapi orang lain, biarkan hatimu mempengaruhi pikiranmu. (Kata renungan dari Master Cheng Yen)

Apapun yang terjadi pada diri kita, janganlah berkeluh kesah, semuanya adalah jodoh yang baik. Semua hal yang terjadi pada diri kita, pasti memiliki seribu makna dibaliknya. Tenangkan diri, jangan terpancing emosi negatif, putarlah cara pandang kita.

Membantu dengan sebaik yang engkau mampu, Adalah sangat baik dan penuh berkah, karena membawa kebaikan di sini dan dunia sana ! ( Mangalasutta Atuva - Saddharmaratnavaliya )

Cobalah untuk melihat segala sesuatu dari luar. Tenangkan pikiran, Coba mundur setapak ke belakang, Mundur bukan berarti keluar dari permasalahan, Tetapi, coba kita renungkan masalah itu, Luaskanlah dada kita, Dengan luasnya dada kita, Maka akan mampu menampung siapa saja di dalamnya.