Papa......

Ehm....

Saya mempunyai seorang Papa, yang saya anggap itu terlalu otoriter....
Selalu ada jarak antara Beliau dengan anak-anaknya.
Kami tumbuh dengan memiliki sebuah image, kalau figur seorang Papa itu sangatlah menakutkan.

Tapi siapa yang menyangka Leo hari ini adalah Leo hasil didikan Beliau.
Dari dulu saya terus memberontak.
Selalu mencari pelarian,

Setelah saya melihat ke belakang,
seperti pengalaman saya, dimana saya bisa jadi seorang Penyiar Radio dulunya...itu tanpa sadar saya telah di-godok sebelumnya...
saya selalu ditantang oleh Papa untuk bisa dan berani berbicara.
Kemudian menjadi MC, dan banyak pengalaman-pengalaman menarik yang saya alami sampai detik ini.

Syukur !
itulah yang saya selalu ucapkan untuk berterima kasih.

Dari keempat anak-anaknya, cuma saya yang berani memberontak.
Maklum, kalau dipikir-pikir, saya mewarisi kekeraskepalaan Beliau.

Papa saya sebenarnya butuh teman untuk bicara.
Tapi apa daya, saya tidak suka berada di kampung halaman.
Jadi kalau saya pulang, pasti akan diajak ngobrol sampai dini hari.
Rasa kesal pasti muncul.

Beliau sebenarnya amat sayang dengan anak-anaknya.
Tapi ke-arogan-annya, terlalu tinggi, Beliau selalu diam-diam mencari tahu tentang keadaan anak-anaknya.
Mama lah orang yang selalu menghibur hatiku kalau saya kesal dengan Papa.

Tapi saya cuma bisa mengatakan...
"Makasih ya, Pa ! Papa sudah mendidik saya seperti ini. "
Saya sangat mensyukurinya.
Bersyukur telah menjadi salah seorang anaknya.

Comments

Popular posts from this blog

Sikap

Bersatu